Selasa, 24 Januari 2012

Arsenal di BPL



Baru saja melihat big match antara Arsenal v MU.  Hasil akhir dimenangkan MU dengan skor 1-2.  Gol dicetak oleh Valencia (45+1) dan Wellbeck (82) berbalas Van Persie (71).  Hasil ini memaksa pasukan Emirates mengakui keunggulan MU baik tandang maunpun kandang di musim 2011-2012 ini.

Entah saya harus mengatakan dan menulis apa setelah kekalahan ini.  Hati tertekan, tenggorokan cekat, pikiran pun emosional.  Memang untuk satu hal ini mampu membuat saya begitu emosional.  Bagi saya sepak bola & Arsenal mengajarkan saya cukup banyak hal.  Sepak bola adalah panggung yang bisa dikatakan miniatur dunia, sedangkan Arsenal adalah filosofi untuk mengarungi miniature tersebut.

Saya memang seorang Gooner, jadi sebenarnya sulit bagi saya unruk rasional, tapi jangan salah sangka dulu.  Meski saya seorang Gooner, saya selalu berusaha untuk tetap rasional dan objektif.  Entah berhasil atau tidak.

Setelah pertandingan malam ini, bagaimanapun hasilnya bisa dikatakan lebih baik dari pertemuan pertama yang menghasilkan skor 8-2.  Kini hanya kalah 2-1.  Secara aggregate ini berarti Arsenal kalah dengan sangat telak, 9-3 untuk MU.  The Gunners benar-benar dilangkahi dan dikangkangi oleh MU. 

Saya tidak ingin membahas keputusan yang oleh banyak fans dan sang kapten sendiri di pertanyakan, yaitu perihal pergantian Alex Oxlade Chamberlain oleh Arshavin.  Meski belakangan ternyata AOC diketahui kelelahan dan mengalami keram di kaki.  Tapi saya akan coba membahas akibat kekalahan tersebut dan bagaimana kira-kira Arsenal di akhir musim.

Nirpoin ini adalah yang ketiga kali secara berturut-turut setelah sebelumnya dihempaskan Fulham dan Swansea, yang artinya juga pasukan Emitares belum mendapat sebiji poin pun selepas tahun baru !!! Plus kekalahan ke-8 di pekan 22.

Meski begitu Gunners masih tertolong dengan kekalahan Newcastle United dan Liverpool, sehingga mereka masih tetap bertahan di posisi 5 dengan perolehan 36 poin, sama dengan NU hanya beda selisih gol.

Meski aman di posisi 5, tapi menjadi semakin sulit mencecar top 4 di akhir musim untuk bisa berlaga di UCL musim depan.  The North London tertinggal 5 dan 10 poin dari pos ke 4 dan 3 yang diisi oleh Chelsea dan Spurs.  Bagaimana dengan kans juara!? Akh, sudahlah.  Sudah sangat tidak relevan dengan kondisi sekarang jika masih bicara juara BPL.  Finish di empat besar saja sudah cukup sulit.

Siapapun tahu, sebuah tim yang menguasai pertandingan dan terus memegang dan menciptakan peluang akan berpeluang lebih besar menciptakan banyak gol dan menang, meski tidak melulu tapi hal itu hanya sekian dari kebanyakan.  Nah melihat Arsenal di tiga kekalahan tersebut, bisa dikatakan itulah masalahnya.  Van Persie cs tidak menguasai permainan dan akhirnya kalah. 

Melawan Fulhan ball possession di pegang Fulham meski terbantu dengan dikeluarkannya Djourou, Swansea memgang permainan dengan 55,2% penguasaan, bahkan mereka berhasil mengalahkan Arsenal dengan gaya khas Arsenal.  Umpan pendek cepat, dan cepat pressing jika kehilangan bola.  Dan semalam dengan leluasa Setan Merah mengurung pertahanan Arsenal. 

Ada fakta menarik perihal penguasaan.  Menurut @orbinho, Arsenal memiliki belasan tendangan di setiap pertandingan dan setiap tiga tendangan mengarah ke gawang, satu gol akan diciptakan.  Di pertandingan melwan Swansea bukti terbaru (14 shoot, 8 mengarah gawang).

16 pekan masih tersisa di musim ini.  Berarti masih tersedia 48 poin.  Jika mampu menyapu bersih seluruh poin, Arsenal akan mampu mengumpulkan 84 poin.  Namun hal itu hampir tidak mungkin.  Dari 16 pekan tersebut Arsenal masih harus bersua Man.City (kandang), Chelsea (K), Liverpool (T), Spurs (K), dan Newcastle (K).  lima klub berpotensi besar mengganjal Arsenal.

Pertandingan pertama melawan City, Arsenal takluk 1-0 lewat gol tunggal Silva di menit 53’.  Di pertemuan kedua nanti pada pekan 32, 7 Maret mendatang, di Emirates Stadium, diprediksikan kekuatan Arsenal sudah lengkap, duo full back andalan Sagna dan Andre Santos akan bermain, plus gelandang muda Jack Wilshere.  Namun momentum nampaknya masih akan dimiliki pasukan Mancini dan itu pun jika City belum memastikan juara.  Hasil seri sudah cukup bagi Wenger ketika menghadapi City.

Lalu menghadapi Chelsea, jika berkaca pada partai pertama Arsenal akan memiliki kepercayaan diri tinggi, ditambah dengan main di kandang, plus pemain yang sudah lengkap, tampaknya Gunners akan meraih tiga angka, meski mendapat perlawanan sengit dari Chelsea. 

Bagaimana menghadapi Liverpool??  Hingga pekan ke 22, Anfield menjadi salah satu tim yang belum terkalahkan di kandang bersama dengan City.  Anfield memang dikenal susah ditaklukan meski susah juga bagi si empunya stadion untuk mengumpulkan poin penuh di rumah sendiri (menang 4, seri 7).  Tekad Arsenal untuk membalas kekalahan partai pertama dan alotnya Liverpool dirumah sendiri akan mengahasilkan pertandingan yang ketat, dan pada akhirnya berbagai angka.

Dari 19 pekan setelah dibantai City 5-1 di pekan ketiga, Spurs mencatatkan rekor yang sanagat baik.  Dari potensi 57 poin, mereka mampu mengumpulkan 45 poin dengan rincian 14 kemenangan, 3 seri dan 2 kalah.  Dengan 39 memasukkan dan 15 kemasukan, menjadikannya melaju hingga pos ke-3 dan hanya berselisih 5  & 8 angka dengan MU dan City.  Dengan fakta tersebut bahkan pasukan Redknapp digadang mampu bersaing dengan duo Manchester meraih title liga.  Statistic tersebut yang akan menjadikan pasukan Wenger sulit untuk meraih poin penuh, namun dengan sentimen musuh satu kota, pembalasan partai pertama dan gengsi besar bermain dikandang, Van Persie cs akan menang tipis dan meraih tripoin krusial.

Siapa top skor dibawah Van Persie ? jawabnya adalah Demba Ba.  Ya pemain dari Newcastle yang baru dibeli awal musim (bener gak??) menjadi top skor kedua dengan 15 gol.  Dengan kontribusinya tersebut Demba Ba menjadi andalan dan menginspirasi permainan NU.  Bahkan mereka mampu mengalahkan MU dengan skor 3-1 di Sport Direct Arena, kandang the toon Army.  Jika peringkat the toon army masih dibawah Arsenal ditambah gengsi Arsenal bermain dikandang serta fakta diatas kertas Gunners lebih unggul, tripoin bukan tidak mungkin bagi Arsenal.

Bagaimana dengan ke empat belas tim lain!!??  Perhitungan atas kertas dan tradisi yang ada menjadikan Arsenal lebih unggul, atas dasar itu seharusnya Arsenal mampu meraih poin penuh dari mereka.  Semua prediksi tersebut tentu saja harus dibarengi dengan catatan Arsenal berada di kondisi pemain yang sudah lengkap dan berada di tahap permainan yang baik pula, serta yang paling penting daya juang untuk finish di 4 besar.  Pasalnya hal terakhir menjadi hal yang sangat krusial, apalagi terjadi penyikapan yang berbeda dari sang pelatih dengan CEO perihal finish di zona Champions.

Ivan Gazidis, CEO Arsenal, mengatakan bukan masalah besar jika Arsenal tidak menyelesaikan musim di zona Champions, secara keuangan mungkin akan turun pendapatan, tapi ia bilang sudah merencanakan jika harus finish diluar 4 besar.  Sedangkan sang manajer, Arsene Wenger, baginya merupakan bencana bagi Arsenal jika mengakhiri musim diluar 4 besar.

Tentu saja pernyataan sang CEO diibaratkan sebagai bendera putih dan (mungkin) akan memengaruhi para pemain yang seperti telah menerima pemakluman jika memang tidak finish di zona UCL.  Perlu diingat selama 15 tahun berturut-turut Arsenal telah secara konsisten mengikuti UCL, hanya Real Madrid dan MU yang mampu menyamai pencapaian tersebut.

Ini semua hanya prediksi, tetap saja yang menentukan di atas lapangan.  Dan saya juga sadar, frase umum yang mengatakan, bola itu bundar, apapun bisa terjadi.  Ya betul.  So, just wait and see again.  Yes I do

#COMEONYOUGUNNERS

Rabu, 11 Januari 2012

Victoria Concordia Crescit --- Kejayaan Berawal dari Keharmonisan

Adegan Hnery berpelukan dengan Wenger semalam mengingatkan saya pada hal serupa di awal tahun 2011 lalu, tepatnya di 16 Februari 2011.  Bedanya jika Henry melakukannya kemarin, selasa 10/1, pagi hari ketika merayakan gol tunggal kemenangan melawan Leeds United, pada Februari 2011, yang melakukan adalah RvP atau Robin Van Persie.  Adegan hangat tersebut terjadi di ajang Champions League ketika menjamu Barcelona dan ia menctak gol penyama kedudukan.  Di akhir laga akhirnya kemenangan 2-1 diperoleh.

Dua kejadian tersebut mungkin biasa dilihat bagi orang lain, tapi saya yakin, bagi para Gooner, dua adegan tersebut menjadi pemandangan luar biasa dan menyentuh.  Maaf bukan berlebihan, tapi begitu adanya, ini diperkuat oleh beberapa teman Gooner lain ketika mengomentari foto-foto tersebut di twitter dan forum.  Apalagi jika diperhatikan adegan-adegan tersebut disertai dengan ekspresi dan mimik wajah ketiganya begitu bahagia, terutama Wenger, bukan pelukan datar-datar saja.  ( Ya iyalah, orang lagi seneng ngerayain gol, lebay lu!! Bukan, bukan itu, tapi seperti ada sesuatu yang memang berurusan dengan hati tapi sulit dijelaskan) Hehehe, tapi beneran dah !!!

Nih agan-agan liat !!!



Sekarang Van Persie





Bagaimana, betul tidak !!??

Malam Sempurna Raja

Kembali di tahun 2012 dengan nomor punggung 12, mencetak gol ke 12 dari 12 laga melawan Leeds United.  Itulah fakta unik yang terjadi Selasa, 10/01, dini hari di Emirates Stadium.  Dan siapa orang dibelakang itu semua, tentu saja TH12 alias Thierry Henry.

Malam itu, Arsenal menjamu Leeds United di babak III dalam ajang FA Cup 2011-12.  Jauh sebelum dimulai hingga digelarnya laga, semua orang tertuju dengan kembalinya sang Raja Thierry Henry ke Arsenal, situasi sulit mengharuskan pelatih Wenger memanggil kembali sang Raja untuk menggantikan Gervinho dan Chamakh yang akan mengikuti Piala Afrika hingga dua bulan kedepan.  Resmilah si Raja kembali ke Utara London.

Pada laga tersebut Arsenal memasang starting line up kombinasi pemain muda dan tua macam Oxlade Chamberlain, Coquelin, Miquel dengan Arshavin, dan Arteta.  Belum ada si Raja.  Pertandingan berjalan sangat menarik, Arsenal menguasai pertandingan dan menciptakan beberapa peluang lewat Arshavin, Chamakh, Arteta dan Chambo.  Namun Leeds berhasil meredam serangan dan memaksa babak pertama berakhir imbang 0-0.

Memasuki babak dua, Arsenal terus ngotot untuk mencetak gol dan tidak mengendurkan serangan.  Satu jam lebih tidak ada gol, yang ditunggu pun datang, akhirnya Henry dimasukan oleh Wenger di menit 68.  Ketika menginjakan rumput ia langsung di sambut oleh gemuruh isi stadion, sebuah poster dibentangkan dengan tulisan "Welcome Home Thierry".

Tidak perlu waktu lama bagi sang Raja membuktikan bahwa ia masih ada, sepuluh menit setelah memasuki lapangan, ia mencatatkan namanya di papan skor.  Gol tersebut lahir berkat penempatan posisi yang baik dari Henry dan passing akurat seorang DM, Alex Song.  Gelandang Kamerun melihat celah antara dua bek dengan kiper di sisi kanan pertahanan Leeds, kemudian dengan sempurna Henry mengontrol bola dan menempatkan bola ke pojok kiri gawang Leeds dengan tendangan pelan mendatar namun akurat, Henry's Trade Mark Goals.  Gol tersebut pun akhirnya menjadi satu-satunya gol di pertandingan tersebut

Dengan gol ini TH12 menambah koleksi golnya di Arsenal menjadi 227


Praktis, aksi TH12 membuatnya semakin dicintai oleh Gooners, kini ia benar-benar berada di hati para Gooner.  Padahal sempat muncul kekhawatiran ketika banyak Gooner dan pengamat yang terlalu berharap dan menggadangnya memberikan pengaruh begitu besar, mengingat ia tidak lagi memiliki kemampuan seperti dulu di umur 34 tahun ini.  Namun semua dijawab dengan sempurna olehnya dengan mencetak gol tunggal kemenangan dan membawa Gunners melaju ke baba IV FA Cup.

Ada pemandangan menarik setelah ia mencetak gol.  Pertama, ketika ia merayakan gol dengan gerakan tubuh dan ekspresi yang sangat bersemangat sambil berlari dan mengarah ke bench Arsenal, tentu saja itu dilakukan untuk membakar semangat rekan-rekannya.  Kedua, dan ini yang sangat mengharukan, ketika ia memeluk sang Manajer Arsene Wenger.  Mencetak gol saja sudah membuat merinding Gooners, ini ditambah lagi dengan perayaan gol yang begitu menggambarkan kecintaannya terhadap Arsenal dan Wenger.  Memang, yang mengetahui dan mengerti sejarah TH12, Wenger, dan Arsenal, merinding bukanlah sesuatu yang berlebihan.

Ia memang hanya dikontrak pinjam hanya dua bulan saja, tapi melihat kontribusinya di awal laga bukan tidak mungkin ia memberikan pengaruh sangat besar terutama di ruang ganti, dan tetunya aspek psikologis, aspek yang memang diharapkan oleh Wenger ketika memutuskan memanggilnya kembali.

Lebih dari itu semua ia telah membuktikan kata-katanya "Saya datang kesini bukan sebagai pahlwan, tapi saya datang kesini sebagai pembantu".  Mungkin kau menyebut dirimu sebagai pembantu, pembantu yang mengabdi kepada majikan selama 8 musim dan sekarang 2 bulan, pembantu yang memberikan 2 gelar liga dan 3 FA Cup, pembantu yang begitu mencintai majikannya.  Tapi bagi kami, Gooners, kau adalah seorang Raja dan Pahlawan.  welcome Home Mate !!

********