Rabu, 09 Februari 2011

Arsenal, sebuah curahan...


Victoria Concordia Crescit


Sebuah tim yang terkenal dengan permainan indah dan menghibur namun di akhir musim selalu mendapatkan hasil nihil alias tanpa gelar.  Bisakah dikatakan sebagai klub besar? Atau hanya penghibur setia?  Atau mungkin juga juara tanpa gelar?

Pertanyaan tersebut pas dialamatkan kepada Arsenal.  Arsenal dari Liga Inggris yang dalam lima musim terakhir antara 2005-2010 selalu bermain indah dan menghibur namun di akhir musim hanya mendapatkan kekecewaan.

Bagi klub yang memiliki sejarah besar seperti Arsenal kenyataan seperti itu merupakan borok yang harus segera disembuhkan.  Dimulai dari musim 2005-2006, ketika Arsenal memulai kompetisi liga dengan sangat tidak baik (data dan fakta??) sehingga hanya menempati peringkat 4 pada akhir musim.   Itu pun harus kerja keras kejar mengejar angka dengan musuh satu kota Tottenham Hotspurs sampai pekan terakhir.  Hasil ini pertama kali dirasakan oleh Wenger dalam sepuluh tahun terakhir menukangi Arsenal karena sebelumnya selalu berada di urutan satu dan dua secara bergantian.  Di Piala FA The North Londoners sudah gagal di babak IV dan Piala Carling pun Arsenal kalah di semifinal.

Liga Champions menjadi satu-satunya harapan para punggawa dan fans Arsenal untuk mendapatkan gelar di musim tersebut.  Klub yang berdiri sejak 1886 ini melaju hingga final menghadapi Barcelona, ketika itu masih dihuni oleh pemain terbaik dunia 2004 dan 2005 pilihan FIFA, Ronaldinho.  Permainan berjalan begitu menarik dengan kedua tim saling menyerang.  Sampai pada akhirnya ulah Jens ‘crazy’ Lehmann merusak skenario Arsene Wenger.  Kiper asal jerman sengaja menangkap kaki Eto’o yang sudah melewatinya.  Ia dapat kartu merah dan Arsenal harus bermain dengan 10 orang sejak menit ke 18!!.  Meski begitu Arsenal mampu unggul terlebih dahulu melalui sundulan Sol Campbell menerima umpan Thierry Henry dari sisi kiri pertahanan Barcelona.  Namun Barcelona mampu membalikan keadaan menjadi 2-1 melalui gol Eto’o dan Belleti masing-masing di menit 75 dan 81.  Hasil itu memupus harapan Arsenal mengakhiri musim dengan gelar di musim 2005-2006 sekaligus juara Liga Champions untuk pertama kalinya.

Lehmann menangkap kaki Eto'o

Terje Hauge mengeluarkan kartu merah untuk Lehmann


Campbell menangi duel udara dengan Oleguer

Perayaan Campbell

Gol Eto'o di menit 76.  Berbau offside.


Belletti mencetak gol kemenangan

Selanjutnya musim 2006-2007, Arsenal bisa dikatakan lebih buruk lagi.  Selain hampa gelar di akhir musim Arsenal terlihat tidak memberikan perlawanan yang mencerminkan sebuah klub yang telah menjuarai 13 gelar Liga Inggris.  Klub yang bermarkas di Emirates Stadium, Ashburton Grove ini sudah terlempar jauh pekan (pekan brp?) dari bursa juara tertinggal dari MU dan Chelsea.  Nama tim disebut pertama yang akhirnya menggondol liga.  Begitupun di Liga Champions dikandaskan PSV Eindhoven dengan aggregate 2-1 di babak 16 besar.  Piala FA pun mendapat hasil identik.  Harapan tinggi berada di Piala Carling karena Arsenal masuk ke final, hanya saja lawannya adalah Chelsea.  Yang ditakutkan pun terjadi, Arsenal kalah 2-1 meski unggul terlebih dahulu melalui gol Walcott dan akhirnya kembali mengakhiri musim tanpa gelar. 

Memasuki musim 2007-2008, pasukan Arsenal bertekad memperbaiki hasil buruk di dua musim sebelumnya.  Tandanya terlihat jelas, Arsenal sempat memimpin klasemen antara pekan ke-7 sampai ke-18 dan pekan ke-25 sampai ke-28, artinya hampir setengah musim memimpin klasemen.  Melihat hasil tersebut para pengamat pun menilai klub pengoleksi 10 piala FA ini di favoritkan menjadi juara Liga Inggris.

"lihat, gigiku putih kan!!"


Berpelukaaaaaannn


Namun memasuki paruh musim kedua Arsenal mulai menunjukan penyakit lama, yaitu sulit mendapatkan nilai penuh setelah kalah dari MU.  Ya Arsenal dihajar MU 4-0 pada babak 8 besar Piala FA yang artinya juga Arsenal harus melepaskan asa mendapatkan trophy Piala FA.  Dalam lima pertandingan liga berikutnya, Arsenal hanya meraih 1 kemenangan.  Keadaan ini dimanfaatkan baik oleh MU.  Parahnya lagi Arsenal harus turun dua peringkat ke tangga tiga setelah kalah 2-1 dari The Blues Chelsea.  Keadaan ini menyedihkan mengingat pada awal musim Arsenal begitu meyakinkan untuk mendapatkan gelar Liga Inggris.  Liverpool menambah kemirisan Arsenal ketika mengalahkannya 4-2 di 2nd Leg perempat final Liga Champions meski Arsenal mampu unggul lebih dahulu.  Begitupun di ajang kelas 3 Piala Carling Arsenal harus tersisih di semifinal.

Hasrat meraih gelar tidak pernah surut, target utama setiap tahun selalu gelar Inggris dan Liga Champions.  Harapan tersebut hampir saja menjadi kenyataan di musim 2008-09.  Arsenal melangkah ke semifinal Piala FA dan semifinal Liga Champions.  Tapi kembali gagal, terlebih di Liga Champions  kalah dengan menyakitkan.  Pasukan Wenger dianiaya musuh lama MU dengan aggregate telak 4-1.  Di Liga Inggris mengalami peningkatan dengan finis di posisi 3.  2009/10 tidak jauh berbeda, mereka hanya sampai perempat final Liga Champions, kalah oleh Barcelona dengan aggregate 6-3.  Di Inggris finis di tempat ketiga.

Jika diperhatikan, sejak terakhir kali mengangkat trophy FA Cup tahun 2005 hingga sekarang, terlepas nirgelar.  Sebenarnya secara keseluruhan Arsenal menunjukan kestabilan.  05/06 Arsenal berhasil menembus final Liga Champions dan semifinal Piala Carling.  Kemudian 06/07 final Piala Carling.  Dilanjutkan 07/08, melaju hingga semifinal Piala Carling dan 08/09 semifinal Liga Champions dan Piala FA.  Hanya saja selalu nyaris juara. 

The Legend
Masih belum

“ Selamat tinggal Arsenal !!”, “ Dadah Arsenal”.  Mungkin kata-kata seperti itu yang paling pas diucapkan Chelsea dan MU untuk menggambarkan ketertinggalan Arsenal.  Disaat Arsenal hampa gelar selama lima musim, mereka justru banyak mendulang gelar.  Terhitung sejak Arsenal nirgelar, Chelsea berhasil mengumpulkan 8 gelar dan satu kali masuk final Liga Champions ketika terjadi All English Final 07/08 dengan MU.  Rinciannya 2 kali Liga Inggris musim 05/06 dan terakhir 09/10 kemarin, kemudian 3 Piala FA 06/07, 08/09, 09/10, disusul satu Piala Carling 06/07 serta juara Charity/Community Shield 2009 dan 2010.  Terlebih MU, selama lima musim tersebut mereka berhasil mengumpulkan 9 gelar!!.  Juara Liga Inggris 3 kali berturut-turut sejak 2006 hingga 2009, 3 Piala Liga 05/06, 08/09, 09/10, 2 Charity/Community Shield 2007 dan 2008 serta Liga Champions 07/08.

Banyak kalangan yang mengatakan bahwa kegagalan Arsenal karena tidak adanya pemain berpengalaman dan terlalu mengandalkan pemain muda.  Walau ada benarnya, tapi hal tersebut bukan menjadi halangan terbesar untuk mendapatkan gelar, tapi lebih kepada dua hal yang akan saya tulis di paragraf selanjutnya.  Saya coba mengutip pernyataan Ir. Soekarno Presiden pertama RI.  Soekarno  tidak mengatakan bahwa ia perlu sepuluh pemuda dan beberapa orang tua atau tidak tua yang berpengalaman untuk bisa ‘menaklukan dunia’.  Ia hanya perlu sepuluh pemuda untuk bisa ‘menaklukan dunia’.  Sama halnya dengan Wenger, ia perlu pemain-pemain muda untuk bisa menaklukan persepakbolaan Eropa bahkan dunia hasil dari buah tangannya.  Hal tersebut beberapa kali nyaris terjadi.  Pengalaman tidak melulu dari pemain tapi bisa juga dari pelatih, orang atau institusi yang mendidik.  Arsenal, sistem dan pelatihnya sudah memiliki itu.  Dengan kemampuan fisik, dan kemampuan intelegensia bermain operan pendek cepat satu dua sentuhan dari kaki ke kaki, serta semangat yang dimiliki anak-anak muda, cepat atau lambat pasti akan membuahkan hasil yang diinginkan.   

Lalu, apa pasal!?  Menurut saya ada dua hal harus dimiliki anak-anak muda Emirates Stadium.  Konsistensi Permainan dan Mental Juara.  Secara keseluruhan Arsenal selalu bermain baik dengan ciri khas permainan operan pendek satu dua sentuhan ditambah kecepatan yang tiba-tiba dapat membuat lawan kewalahan, namun memasuki akhir musim The Gunners selalu mengalami penurunan performa yang akibatnya fatal.  Kebiasaan tersebut harus dirubah.  Arsenal seharusnya lebih bisa berkonsentrasi menjaga dan mempertahankan permainan atau bahkan lebih mengembangkan permainan mengingat konsistensi permainan sangat diperlukan dalam sebuah kompetisi besar macam Premier League dan Liga Champions.

Jika ingin menjadi juara atau setidaknya melangkah jauh dalam suatu kompetisi, terkadang jika tidak ingin dikatakan sering, pasti ada situasi yang mengesampingkan teknik, artinya mental juara.  Mental juara berperan lebih banyak dan untuk memiliki mental juara semua orang atau tim pasti bisa.  Satu contoh shahih Final Liga Champions 1998-99 di Nou Camp antara Munchen v MU.  Bagaimana bisa diajang kelas satu benua Eropa (mungkin juga karena ajang kelas satu benua Eropa menjadi bisa), Munchen lagi lawannya, final pula!!  Sebuah tim membalikan kekalahan menjadi kemenangan dalam waktu 3 menit jika tidak mental juara  yang berperan.  Ketika itu MU masih tertinggal 1-0 sementara waktu normal 90 menit telah habis, tapi MU mampu membalikan skor menjadi 2-1 melalui Sheringham dan solskjaer di 3 menit injury time.  Meskipun pemain MU rata-rata memiliki skill dan teknik diatas rata-rata tapi mental yang benar-benar juara yang ‘bermain’ ketika itu.  Sampai-sampai Pierluigi Collina sebagai wasit yang memimpin pertandingan mengatakan, bahwa partai tersebut merupakan salah satu partai terbaik tak terlupakan yang pernah ia pimpin selama menjadi wasit pro.

Sheringham mencetak gol penyama kedudukan
"We're the Champion!!!"


Kemudian pada babak 16 besar Liga Champions 2003/04, ketika itu Deportivo La Coruna dari Spanyol mampu lolos ke perempat final setelah mengalahkan AC Milan dengan skor telak 4-0, padahal di pertemuan pertama di San Siro Super Depor kalah 4-1 dan hanya perlu 3-0 untuk bisa lolos ke babak selanjutnya.

Contoh lain di gelaran Liga Champions musim 2004/05, antara Liverpool v AC Milan di Stadion Attaturk, Istambul, Turki.  Liverpool berhasil memaksakan hasil seri menjadi 3-3 setelah kalah 3-0 di babak pertama untuk kemudian menang adu penalti dengan skor 5-3.  Hebatnya lagi gol-gol yang diciptakan terjadi dalam kurun waktu 6 menit.  Gerrard, Luis Garcia, dan Xabi Alonso bergantian membobol gawang AC Milan.  Kredit tersendiri patut diberikan kepada kapten tim Stevie Gerrard.  Ia mampu menjadi inspirasi rekan-rekannya ketika mencetak gol pertama.  Bahkan ia mampu mengisi posisi bek kanan untuk menggantikan Steve Finnan ketika cedera (kuota pergantian pemain telah habis di pakai).  Liverpool telah mengajarkan bagaimana sebenarnya kekuatan mental juara.

Stevie 'Gggrrr' Gerrard
"Apa salahku!?"

"Kita berhasil!!!"

The Kop


Setelah konsistensi permainan dan mental juara mungkin adalah kepergian CEO David Dein pada 18 April 2007.  David Dein merupakan orang dibalik layar yang andilnya cukup besar atas kesuksesan Arsenal 21 tahun terakhir terhitung setelah kepergiannya.  Ia yang mendatangkan George Graham pada 1986 dan Wenger pada 1996 ke Highbury.  Dua pelatih tersebut telah memberikan 18 gelar untuk Arsenal.  Dein juga merupakan orang ‘kepercayaan’ Wenger di jajaran direksi Arsenal.  Bahkan, lebih jauh Dein dan Wenger sudah bersahabat sejak pertama kali bertemu di tahun 1988 ketika diperkenalkan Gerrad Houllier (sekarang manajer Aston Villa).

Ada satu hal mengganjal dalam hati saya yang mungkin juga menjadi salah satu alasan Arsenal nirgelar.    Yaitu tentang cara kerja Wenger terhadap pemainnya.  Meskipun Wenger merupakan salah satu pelatih terbaik dunia, masalahnya adalah, Wenger ketika melakukan tugasnya, menempatkan diri sebagai rekan kerja terhadap para pemainnya yang sebagian besar pemain muda, yang mungkin memerlukan pendekatan orang tua terhadap anaknya seperti yang dilakukan oleh Sir Alex Ferguson terhadap pemainnya di kerajaan Setan Merah United.

Terakhir sebagai pecinta Arsenal tentu saya kecewa terhadap performa Arsenal selama lima musim terakhir ini yang tanpa gelar satu pun.  Artinya saat ini Arsenal hanyalah sebuah klub penghibur, tetapi suatu saat akan berubah menjadi klub besar yang memiliki banyak gelar dengan permainan menghibur.  Lebih dari itu, keyakinan saya Arsenal akan merajai persepakbolaan Eropa karena memiliki segudang pemain muda yang sangat berbakat dan bertalenta untuk kemudian dikombinasikan oleh ahli strategi berpengalaman Arsene Wenger, serta didukung manajemen solid  dan tentunya supporter setia seperti saya.  Selamat untuk MU, selamat untuk Chelsea.  Hidup Arsenal.  In Arsene We Trust!!
Immortality.  Musim yang sulit terulang 

Pisang

 


Tentu anda sudah mengetahui buah pisang, bukan!?  Tapi sudahkah anda mengetahui manfaat yang dihasilkan dari buah yang identik dengan kera tersebut?

Pisang adalah tanaman buah yang berasal atau tumbuh di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia, Afrika (Madagaskar), Amerika Latin dan Amerika Tengah.  Rasanya yang manis membuat pisang disukai oleh banyak orang.  Terdapat banyak jenis buah pisang di pasaran antara lain, pisang raja, pisang kepok, pisang susu, dan lain-lain.

Selain mengonsumsi dengan cara langsung memakannya, mengonsumsi buah pisangpun banyak caranya seperti di jadikan keripik kering terlebih dahulu atau dibuat kolak..


Berdasarkan cara konsumsi, pisang dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu banana dan plantain. Banana adalah pisang yang lebih sering dikonsumsi dalam bentuk segar setelah buah matang, contohnya pisang ambon, susu, raja, seribu dan sunpride.  Plantain adalah pisang yang dikonsumsi setelah digoreng, direbus, dibakar atau dikolak, seperti pisang kepok, siam, kapas, tanduk dan uli.

Secara umum, kandungan gizi yang terdapat dalam setiap buah pisang matang adalah sebagai berikut: kalori 99 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat 25,8 miligram (mg), serat 0,7 gram, kalsium 8 mg, fosfor 28 mg, besi 0,5 mg, vitamin A 44 RE, Vitamin B 0,08 mg, Vitamin C 3 mg dan air 72 gram.

Dibandingkan dengan apel.  Pisang memiliki 4 kali lipat protein, 2 kali lipat zat karbohidrat, 3 kali lipat fospor, 5 kali lipat vitamin A dan zat besi, 2 kali lipat mineral dan vitamin lain.  Oleh karena itu banyak manfaat yang dihasilkan oleh pisang.

Buah Pisang mengandung tiga jenis gula alami yaitu sukrosa, fruktosa dan glukosa yang dikombinasikan dengan fiber.  Dengan mengonsumsi dua buah pisang mampu menunjang stamina selama 90 menit.  Tidak heran jika pisang menjadi buah yang paling banyak dikonsumsi atlet dunia seperti atlet tenis   (Dalam satu pertandingan tenis bisa mencapai waktu 6 jam).  Selain menunjang stamina, pisang pun bisa dimasukkan dalam daftar menu untuk diet karena kaya serat.

Menurut Ana Kushartanti (Ahli gizi RS PHC, Surabaya), pisang kepok sangat baik untuk pencernaan yang bermasalah “ Terutama, orang yang bermasalah sembelit, sakit maag, ataupun diare.” Ucapnya.

“ Fungsi pisang kepok menormalkan pencernaan sehingga secara tidak langsung menghentikan frekwensi buang air besar,” tambahnya.

Beberapa hasil penelitian terbaru memang membuktikan resistant starch yang terkandung dalam pisang dapat membantu pembakaran lemak. “Sebuah pisang hanya mengandung sekitar 2-4 gram serat dan resistant starch. Padahal yang dibutuhkan adalah sekitar 3.5-4.9 gram per penyajian,” kata Kathleen M. Zelman, MPH, RD. LD, direktur nutrisi situs kesehatan WebMD dan WebMD Weight Loss Clinic.

Bagi kesehatan, pisang bisa menjadi pilihan untuk menjaga kesehatan kulit.  Caranya bubur pisang dicampur dengan sedikit susu dan madu kemudian dioleskan pada wajah secara teratur selama 30-40 menit.  Basuh dengan air hangat dan oleskan dengan air es.  Lakukan berulang-ulang selama 15 hari dan rasakan khasiatnya.

Dalam "Medicinal Uses of Bananas", menyebutkan pisang memberikan manfaat dalam penyembuhan anemia, menurunkan tekanan darah, tenaga untuk berfikir dan masih banyak lagi.

Saat ini Para peneliti sedang mencoba dari pisang untuk memproduksi antigen untuk coating Virus Hepatitis B. Apabila vaksin Hepatitis B tersebut berhasil akan menjadi sangat murah.

Nah, sekarang sudah saatnya Anda menambah pilihan buah di lemari pendingin anda.
(alfan/berbagai sumber)



Persiapan dan Transfer EPL 2010/11



Ajang empat tahunan piala dunia sudah kelar, para pemain pun sudah kembali dari liburnya ke klub masing-masing.  Sabtu (14/8) ini tepatnya pukul 18.45 WIB pecinta sepak bola akan kembali dimanjakan oleh aksi-aksi pemain liga inggris.  Ya, hari ini tiga liga top eropa dimulai dari liga inggris disusul liga italia dan liga spanyol dua minggu kemudian.

Pada pekan pertama ini setidaknya ada dua pertandingan berkategori Big Match. Di mulai pada laga pembuka akan terjadi di kandang Tottenham Hotspurs, White Hart Lane, yang akan menjamu Si Biru Manchester City.  Kemudian disusul enam laga serentak pada pukul 21.00 WIB.  Big match kedua yang paling menarik.  Juara 13 kali EPL, Arsenal, sudah harus tandang ke markas Juara EPL 18 kali Liverpool, Anfield, Ahad (15/8). 

Musim 2010-2011 ini para pengamat dan bursa taruhan masih mengunggulkan MU dan Chelsea sebagai kandidat juara.  Arsenal yang musim sebelumnya diramal akan terlempar dari empat besar namun pada kenyataan mereka di posisi tiga besar kembali hanya diunggulkan sebagai pengganggu MU dan Chelsea.  Pos keempat yang dinilai akan menjadi rebutan Liverpool, Manchester City, Tottenham, Aston villa dan Everton.

Sementara itu bursa transfer masih dibuka.  Meski telah mendapatkan bek segar Koscielny, kubu Arsenal masih ingin memperkuat pertahanan, perburuan bek dan kiper masih terus berlanjut.  Setelah ditolak Mark Schawarzer, Arsenal beralih ingin mendapatkan Shay Given dari City dan kiper CSKA Iggor Akkinfev.  Phil jagielka dan Per Mertesacker terus dilobi untuk menambal Vermaelen.  Musim ini Arsenal masih mengandalkan pemain muda dengan rata-rata usia 25 tahun.   

Sejauh ini kesuksesan Liverpool di bursa transfer hanya pada kedatangan bos baru Roy Hodgson dan pemain serba bisa Joe Cole dari Chelsea.  Nama pertama dinilai petinggi Liverpool cocok utuk menerima beban mengangkat kembali kehormatan The Reds di liga inggris.  Sementara Joe Cole digadang-gadang sebagai suksesor John Barnes dan McDermott dengan diberikan nomor punggung 10. Selain itu The Reds berhasil mempertahankan Gerrard dan Torres.

Kemudian Chelsea dan MU berbeda.  Chelsea yang cukup puas dan akan mempetahankan skuad yang ada dengan rataan umur yang tidak muda lagi, 30, masih membutuhkan penambahan di lini tengah dengan mengincar Ramires dari Benfica.  Lain halnya pemilik MU Malcolm Glazer yang menyatakan tidak akan aktif membeli pemain lagi.  Agaknya Ferguson pun sudah puas dengan penambahan Javier ‘Chicharito’ Hernandez dari Guadalajara.  Selanjutnya hanya mengandalkan pemain muda dan lama.  City yang sudah mengeluarkan lebih 80 juta pound untuk mendatangkan David Silva, Yaya Toure, Jerome Boateng serta Aleksandr Kolarov, terus ngotot mendapatkan tanda tangan James Milner dan Mario Balotelli dari Inter.

Well, meski Manchester City menggelontorkan banyak pound untuk membeli pemain top dunia, tidak lantas mereka diunggulkan sebagai kandidat juara. Mereka hanya dinilai sebagai klub yang paling berpotensi mengubah peta empat besar liga inggris.  Namun memang pada kenyataannya mereka masih jauh dari kata juara.  Setelah mereka memiliki banyak pemain top, yang sulit adalah memadukan permainan dan meredam ego mereka sebagai pemain bintang yang notabene ingin selalu berada di tim inti. 

Enam musim berlalu sejak Arsenal menjuarai liga inggris 2003/04.  Kala itu Wenger hanya menggunakan dana sebesar 13 juta pound (183, 1 miliar rupiah) dalam membeli pemain baru hasilnya, Arsenal juara tanpa sekalipun beroleh kekalahan.  Bandingkan dengan Chelsea ketika itu yang mencapai 121 juta pound (1,7 triliun rupiah).  Dalam hal ini bukan sebanyak apa pemain top berada di klub, tapi bagaimana mengelola dan memanfaatkan potensi pemain yang ada.

Sejak era EPL bergulir 1992-1993 tercatat hanya dua tim yang mampu ‘membeli’ gelar liga inggris.  Blackburn Rovers pada 1995 mendapat dukungan dana dari pengusaha baja, Jack Walker dan Chelsea menjadi juara hingga dua kali (2004/05 dan 2005/06) berkat revolusi Roman Abramovich.

Pertarungan seru dan ketat tidak hanya berlaku untuk tim papan atas saja.  Tim promosi Newcastle United, West Bromwich Albion, dan Blackpool juga akan memberikan suguhan permainan yang seru dan ketat.  Bedanya jika tim elite untuk mendapatkan juara, mereka akan bertarung habis-habisan agar survive di pentas EPL.  Diatas kertas West Ham United dan Wigan Athletic sebagai lawan yang sepadan bagi mereka untuk bertahan di EPL.

Sebagai tim promosi yang notabene kurang dana, mereka mempersiapkan tim dengan berbagai cara.  Newcastle mempersiapkan tim dengan mendatangkan pemain berpengalaman dengan gratisan macam Sol Campbell.  Blackpool mempunyai masalah untuk mendatangkan pemain yang berkualitas setidaknya untuk bertahan di EPL, dana mereka belum cair sedikitpun meski pelatih Ian Holloway telah memiliki daftar nama pemain incaran.  Disinyalir sementara waktu ia akan memaksimalkan pemain semenjana yang ada dengan merubah formasi awal 4-3-3 menjadi lebih bertahan. 

Masalah lain dimiliki oleh West Brom, mereka kesulitan untuk menarik minat pemain untuk bergabung.  Apalagi pertandingan pertama sudah harus melawan juara bertahan Chelsea.  Hal ini yang dijadikan alasan pengamat sepak bola menempatkan mereka diurutan kedua setelah Blackpool sebagai tim yang akan terdegradasi di akhir musim.     

Nah, apakah Chelsea dengan pemain rata-rata diatas 30-an yang menjadi juara?? Ataukah era baru Fergie Babes dengan Da silva bersaudara, Chicharito, dan Andersonnya?? Atau meriam-meriam muda Arsenal.  Mungkin juga Liverpool dengan pelatih yang telah melanglang buana di eropa? Tidak, bisa juga Manchester City yang coba ‘membeli’ juara EPL dengan pengeluaran pembelian pemain yang begitu luar biasa!? Well, masih terlalu dini untuk menilai siapa yang akan juara.

So, apapun itu yang pasti suguhan EPL begitu menjadi daya tarik karena banyaknya pemain bintang dan jam tayang yang bersahabat dengan pecinta sepak bola di Indonesia.  Selamat menikmati dan tetap sportif!!!
(alfan/berbagai sumber)
NB:diselesaikan seminggu sebelum EPL 2010/11 bergulir     

Senin, 07 Februari 2011

Aturan Baru Premier League

 


Jakarta (NewsFlash) - Mulai musim 2010/2011 tepatnya pada 1 september  2010, badan tertinggi sepak bola Inggris (FA) menerapkan aturan baru.  Yaitu, setiap klub di Liga Primer harus mendaftarkan maksimal  25 pemain saja.  Dari 25 daftar pemain itu, delapan diantaranya harus pemain binaan klub Inggris (home grown players) yang sudah bermain selama tiga tahun di klub Inggris atau Wales saat mereka berusia 16-21 tahun.

Home Grown Players adalah pemain binaan klub sendiri atau setidaknya telah 3 tahun atau 36 bulan berada di klub tersebut sebelum berusia 21 tahun.  Aturan tersebut sudah lama disepakati sejak September 2009.    Hanya 25 pemain itu yang boleh bermain di Liga Primer Inggris.  Artinya peraturan ini tidak berlaku di ajang FA Cup dan Carling Cup.

Dibuat dan disahkannya peraturan tersebut oleh Menteri Olahraga Inggris, Gerry Sutcliffe dan Ketua Administrator Premier League, Richard Scudamore melalui persetujuan pelatih-pelatih di Liga Primer, berangkat dari fakta bahwa sejak sepuluh tahun lalu jumlah pemain dari luar Inggris di liga tersebut mencapai 45 persen.  Artinya kesempatan ribuan pemain muda lokal untuk bermain di negaranya sendiri menjadi sedikit karena kalah bersaing dengan pemain-pemain top yang datang.

Jika dicari benang merahnya, imbasnya adalah timnas Inggris yang gagal total di berbagai ajang turnamen dunia dalam tiga dekade terakhir.  Terakhir adalah Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, Inggris harus bersusah payah lolos ke 16 besar untuk kemudian dihajar telak Jerman 4-1.

Karuan saja, peraturan baru ini mengundang protes.  Manajer Arsenal, Arsene Wenger misalnya.  Ia mengatakan kegagalan timnas Inggris di berbagai ajang tidak ada hubungannya dengan banyaknya jumlah pemain asing yang merumput di Premier League.

“ Saya percaya kualitaslah yang penting.  Liga inggris adalah liga top yang paling banyak di tonton orang.  Itu semua akan Anda dapatkan jika Anda fokus pada kualitas, bukan pada aturan artifisial,” tuturnya.

Namun Wenger tetap menghormati peraturan itu.  “Tapi, Kita harus menghormati aturan itu,” tambahnya.

Berbeda dengan manajer United Sir Alex Ferguson.  Ia mengeluhkan peraturan ini menjadikan kualitas skuad MU terbatas.  Namun tidak sampai membuat kondisi Setan Merah bergetar.

“ Peraturan baru memberi masalah pada saya meski sebagian besar nama selalu ada dalam kepala, tapi saya harus membuat keputusan dalam beberapa aspek,” kata Sir Alex.

Aturan soal pemain binaan lokal memang tidak memberikan solusi praktis bagi prahara yang tengah dialami FA dan timnasnya.  Namun salah satu pendapat Scudamore boleh jadi sebuah pokok wacana yang kuat.


“ Setidaknya dengan serangkaian aturan baru yang membuat peluang bermain pemain umur 21 tahun ke bawah jadi lebih besar, seseorang tidak bisa merangkai klub untuk meraih prestasi dengan membeli pemain-pemain mahal,” katanya di situs resmi Premier League.  Setuju.

Meski begitu, aturan ini yang jelas menguntungkan banyak timnas yang bibit unggulnya telah direkrut akademi-akademi klub Premier League.


Squad Cap Of 25 Players
1.        Tiap klub Premier League sejak 2010/11 harus mendaftarkan hanya 25 pemain untuk mengikuti kompetisi
2.       Dalam 25 pemain tersebut harus terdapat delapan pemain binaan lokal
3.       Pemain binaan lokal adalah yang telah pernah terdaftar di klub-klub Inggris atau Wales selama tiga musim atau 36 bulan sebelum yang bersangkutan genap berusia 21 tahun
4.       25 pemain harus di daftarkan pada FA pada awal musim per 1 September
5.       Komposisi pemain boleh diubah dan di daftarkan ulang per 1 Februari dalam musim tersebut dengan tetap memenuhi aturan yang sama
6.       Per 1 Januari dalam musim tersebut, klub boleh menambahkan pemain berusia di bawah 21 tahun dengan jumlah tidak terbatas


(alfan/berbagai sumber)
  



suara tifosi bola




Tampaknya mental juara memang masih menjadi masalah besar bagi Arsenal selama ini.  Dan ini yang mungkin menjadi satu alasan mengapa mereka nirgelar sejak 2005.  Sabtu (5/2) kemarin melawan Newcastle United menjadi satu contoh terbaru.  Keunggulan 4 gol di babak pertama, dengan menyesakkan disamakan menjadi 4-4 oleh Newcastle.  Padahal laga melawan Newcastle merupakan kesempatan mengejar defisit lima angka terhadap MU yang kalah 2-1 di Molineux.  Beberapa kali Arsenal tidak mampu mencuri kesempatan di saat MU tidak meraih angka penuh di pekan-pekan sebelumnya.  Padahal diperlukan mental juara bagi tim yang ingin meraih sesuatu di 4 kompetisi berbeda pada akhir musim.  Jika mereka tidak segera menumbuhkan mental juara, tampaknya akan menambah daftar musim nirgelar bagi mereka.  Semoga saja tidak.  Bravo Bola.