Sabtu, 29 Oktober 2011

Di Datangi Orang


Pernahkah merasa sangat kesal?? Pasti pernah ya.  Ya setiap orang pasti pernah merasakan kekesalan, tidak mungkin tidak.  Karena setiap hari kita bersinggungan, berinteraksi, berkomunikasi dengan banyak orang, apalagi setiap orang memiliki karakteristik masing-masing, kemungkinan untuk kesal pasti sangat besar.  Yah, namanya juga manusia… 

Itulah yang saya rasakan belakangan ini.  Entah saya kesal dengan diri sendiri atau karena orang itu.  Bayangkan saja, hampir setiap hari dia mendatangi saya, tidak kenal waktu.  Satu waktu datang pagi hari, diwaktu lain siang hari, kadang sore, bahkan malam hari yang paling sering.  Tahu saja orang itu kalau malam hari saya suka tidak ada kerjaan.  Karena begitu kesalnya, orang itu pun tidak pernah saya gubris, setidaknya coba untuk tidak menanggapinya.  Malas sekali hati ini sebenarnya.

Akhirnya sering kali saya menanggapinya seadanya, seenaknya saya.  Seorang sahabat mengatakan untuk membiasakan saja, ajak saja bicara toh tidak ada salahnya.  Ungkapkan saja bahwa kau kesal sekali dengannya.  Saya tidak menjawab nasihat sahabat tersebut, tidak juga dalam hati.  Terlanjur kesal hati ini.

Seminggu, dua minggu tidak masalah bagi saya.  Dua minggu berubah menjadi sebulan, dua bulan hingga sekarang bulan ke empat.  Hampir setiap hari orang itu mendatangi saya, saya pikir tidak tahu diri sekali orang ini.  Apa yang dipikirkannya!?.  Ah, salah saya juga tidak tahu apa yang dipikirkannya.  Lha wong bicara saja jarang, bahkan tidak pernah berusaha mengajak bicara.  Haha, sombong sekali saya, sudah di datangi tapi tidak diajak bicara.  Di acuhkan saja.  Yang ada malah kesal dalam hati.

Dalam satu kesempatan saya berfikir.  Merenung.  Apa yang terjadi sebenarnya, mengapa saya begitu kesal, sebenarnya tidak ada salahnya kan jika di datangi.  Apa lagi jarang ada komunikasi yang baik, akibatnya saya tidak tahu apa yang dipikirkannya, terlebih orang itu juga tidak tahu bahwa saya begitu kesal dengannya.  

Sampai di satu titik saya menemukan jawabannya.  DEG!!.  Kaget saya mengetahui jawabnya, terkejut.  Ya Allah, ternyata saya sedang jatuh c*nt# (geli sebenarnya nulis c#%t&)..ok saya ganti.  Ya Allah, ternyata saya sedang menyukai orang..hhmmm..kurang dramatisir.  Ya Allah, saya sedang suka dengan orang itu….....ya sedikit lebih baik.  Ya Allah saya sedang jatuh sayang.....yup lebih enaklah.  Ok kata terakhir pemenangnya.

Begitulah, orang itu selalu datang di kepala saya.  Ternyata saya sedang jatuh c*#t@, jatuh suka, jatuh menyukai, jatuh sayang dengan orang itu.  DAMN!!!  DAMN, I love her!! DAMN, I do like her!!! DAMN, I do.....I do....I do...DAMN, DAMN, DAMN, DAMN!!!.  Kesal saya begitu menyukai dan menyayanginya.  Bagaimana orang itu tahu bahwa saya kesal karena jatuh sayang dengannya, bicara saja sangat-sangat jarang, bahkan cenderung tidak pernah.  Ya Allah…….

Namanya??? Cukup saya saja yang tahu.  Apa!? Bukan itu.  Yang bisa saya katakan orang itu ..........  Terima kasih Allah kau sudah memberi kekesalan macam ini.

1 komentar:

  1. Mmm, yang saya lihat, lebih cocok saya beri tema "kekesalan yg anugrah", anugrah mengagumi, menyayangi, dan mencintai. Pertahankan kekesalan anda. Karna dengan begitu orang yg anda tuju mengetahui, betapa anda menyayangi dia.

    BalasHapus