Pernahkah merasa sangat kesal?? Pasti pernah ya. Ya setiap orang pasti
pernah merasakan kekesalan, tidak mungkin tidak. Karena setiap hari kita
bersinggungan, berinteraksi, berkomunikasi dengan banyak orang, apalagi setiap
orang memiliki karakteristik masing-masing, kemungkinan untuk kesal pasti
sangat besar. Yah, namanya juga manusia…
Itulah
yang saya rasakan belakangan ini. Entah saya kesal dengan diri sendiri
atau karena orang itu. Bayangkan saja, hampir setiap hari dia mendatangi
saya, tidak kenal waktu. Satu waktu datang pagi hari, diwaktu lain siang
hari, kadang sore, bahkan malam hari yang paling sering. Tahu saja orang
itu kalau malam hari saya suka tidak ada kerjaan. Karena begitu kesalnya,
orang itu pun tidak pernah saya gubris, setidaknya coba untuk tidak
menanggapinya. Malas sekali hati ini sebenarnya.
Akhirnya
sering kali saya menanggapinya seadanya, seenaknya saya. Seorang sahabat
mengatakan untuk membiasakan saja, ajak saja bicara toh tidak ada
salahnya. Ungkapkan saja bahwa kau kesal sekali dengannya. Saya
tidak menjawab nasihat sahabat tersebut, tidak juga dalam hati. Terlanjur
kesal hati ini.
Seminggu,
dua minggu tidak masalah bagi saya. Dua minggu berubah menjadi sebulan,
dua bulan hingga sekarang bulan ke empat. Hampir setiap hari orang itu
mendatangi saya, saya pikir tidak tahu diri sekali orang ini. Apa yang
dipikirkannya!?. Ah, salah saya juga tidak tahu apa yang
dipikirkannya. Lha wong bicara saja jarang, bahkan tidak pernah
berusaha mengajak bicara. Haha, sombong sekali saya, sudah di datangi
tapi tidak diajak bicara. Di acuhkan saja. Yang ada malah
kesal dalam hati.
Dalam
satu kesempatan saya berfikir. Merenung. Apa yang terjadi
sebenarnya, mengapa saya begitu kesal, sebenarnya tidak ada salahnya kan jika
di datangi. Apa lagi jarang ada komunikasi yang baik, akibatnya saya
tidak tahu apa yang dipikirkannya, terlebih orang itu juga tidak tahu bahwa
saya begitu kesal dengannya.
Sampai
di satu titik saya menemukan jawabannya. DEG!!. Kaget saya
mengetahui jawabnya, terkejut. Ya Allah, ternyata saya sedang jatuh c*nt#
(geli sebenarnya nulis c#%t&)..ok saya ganti. Ya Allah, ternyata saya
sedang menyukai orang..hhmmm..kurang dramatisir. Ya Allah, saya sedang
suka dengan orang itu….....ya sedikit lebih baik. Ya Allah saya sedang jatuh
sayang.....yup lebih enaklah. Ok kata terakhir pemenangnya.
Begitulah,
orang itu selalu datang di kepala saya. Ternyata saya sedang jatuh c*#t@,
jatuh suka, jatuh menyukai, jatuh sayang dengan orang itu. DAMN!!!
DAMN, I love her!! DAMN, I do like her!!! DAMN, I do.....I do....I do...DAMN,
DAMN, DAMN, DAMN!!!. Kesal saya begitu menyukai dan menyayanginya.
Bagaimana orang itu tahu bahwa saya kesal karena jatuh sayang dengannya,
bicara saja sangat-sangat jarang, bahkan cenderung tidak pernah. Ya
Allah…….
Namanya???
Cukup saya saja yang tahu. Apa!? Bukan itu. Yang bisa saya katakan
orang itu .......... Terima kasih Allah kau sudah memberi kekesalan macam
ini.
Mmm, yang saya lihat, lebih cocok saya beri tema "kekesalan yg anugrah", anugrah mengagumi, menyayangi, dan mencintai. Pertahankan kekesalan anda. Karna dengan begitu orang yg anda tuju mengetahui, betapa anda menyayangi dia.
BalasHapus