Selasa, 14 Februari 2012

Robin Van Persie FC


Foto: Istimewa
Pada awal musim 2004 pelatih Arsene Wenger mendatangkan seorang striker berumur 21 tahun untuk menambah kehebatan Invincible Arsenal.  Robin Van Persie namanya.  Sang pemain pun bersuka cita dengan kepindahannya, terlebih saat itu sudah ada idolanya yang lebih dahulu main di klub asal London utara tersebut, Dennis Bergkamp.  Ia mengatakan sangat senang bisa berada dibawah asuhan Wenger dan bisa bermain bersama idolanya.

Sang pemain dibeli dari klub Belanda, Feyenoord, dengan harga yang tidak murah.  Debutnya adalah ketika menaklukan Man. United 3-1 di ajang Community Shield sebagai pemain pengganti.  Musim pertamanya main adalah pada 2004/05.  Dan gol pertama terjadi di ajang Cerling Cup ketika menghadapi Man. City. Dimusim yang sama gelar FA sudah ia dapatkan di awal karirnya sebagai pasukan Highbury.

Kini sang striker telah berumur 28 tahun, artinya 7 (tujuh) musim karir telah ia habiskan di Arsenal.  Selama karir di Arsenal, jarang sekali ia menghabiskan semusim penuh dalam keadan fit, selalu saja ada cedera yang memaksanya untuk memasuki ruang perawatan, akibatnya ia tidak cukup memberikan kontribusi maksimal meski semua percaya bahwa ia striker kelas dunia.

Tapi tidak dimusim 2011/2012 ini, striker yang mengaku belajar banyak dari Totti ini sedang membuktikan bahwa ia memang ujung tombak yang mampu diandalkan jika cedera tidak menghampiri.  Bahkan bisa dikatakan, musim ini adalah yang terbaik darinya selama berseragam Arsenal.

Statistik yang ada menjadi bukti.  Hingga pekan ke 26 (dua puluh enam) Barclays Premier League (BPL), ia memimpin daftar pencetak gol di angka 23.  Jumlah tersebut juga berarti hampir 50 (lima puluh) persen dari total 53 (lima puluh tiga) gol Arsenal di BPL berasal dari kaki dan kepala sang pemain, plus menjadi top skor assist klub dengan jumlah 8.  Bukan hanya itu saja, ia juga menjadi pemain kedua terbanyak dibawah Shearer (36) dalam urusan mencetak gol dalam berbagai ajang selama satu kalender di angka 35 pada 2011 lalu.  Pencapaian tersebut juga melewati legenda hidup Arsenal, Thierry Henry, yang berada di urutan tiga sebanyak 34 gol.

Ia juga tercatat sebagai top skor klub di dua ajang lainnya, Liga Champions dan FA Cup dengan masing-masing 3 dan 4 gol.  Pujian pun berdatangan.

" Robin terus mencetak gol dan membuat perbedaan.  Saat ini ia setara dengan semua striker terbaik di seluruh dunia, termasuk Messi," ujar gelandang baru Arsenal, Mikel Arteta, dikutip dari bola.net.

"Van Persie telah mencetak banyak gol dan tampil sangat baik sejauh ini", ucap Rooney dikutip dari salah satu berita portal dalam negeri.

Fakta tersebut satu sisi memberikan kesenangan kepada Arsenal dan para pendukung, namun di sisi lain juga menjadi kekhawatiran tersendiri bagi kubu Arsenal.  Kesuburan sang pemain tidak dibarengi dengan kontribusi gol dari pemain lain terutama dari lini kedua.

Perlu diketahui bahwa hampir setiap musim lini kedua Arsenal selalu mencatatkan diri sebagai top skor klub dengan jumlah dua digit.  Fabregas dan Nasri membuktikan di dua musim sebelumnya.  Juga ada Ljungberg dahulu, bahkan sayap kiri era Invincible 2003/04, Robert Pires, menjadi runner up top skor BPL dengan 15 gol.

Semua tidak lepas dari strategi menyerang Arsene Wenger yang memberikan tugas kepada lini kedua, sayap khususnya, untuk menusuk ke jantung pertahanan lawan bahkan kadang berada dibelakang striker.  Strategi ini memang berkebalikan dengan gaya konvensional sepak bola Inggris, kick and rush, yang menugaskan sayap untuk selalu memberikan crossing ke kotak penalti lawan.  Namun pada musim ini, lini kedua lebih sebagai penyuplai bola saja kedepan gawang untuk kemudian di konversi menjadi gol oleh RvP.  Sangat riskan jika sang pemain suatu saat sedang tidak dalam top form.

Statistik lain menjawab hal ini, top skor klub kedua di BPL dibawah pemain Belanda tersebut hanya berjumlah 5 gol, yaitu Walcott disusul 4 gol oleh Arteta dan Gervinho, Vermaelen (3) dan Chamberlain serta Ramsey (2).  Di ajang Liga Champions pun serupa, di bawah RvP (4) hanya ada Walcott dengan 2 gol, sisanya dibagi keempat pemain lain masing-masing satu gol.  Setali tiga uang di FA Cup keseluruhan 4 gol dibagi tiga, Van Persie 2 gol dan Henry juga Walcott masing-masing satu gol.  

Akibatnya Vanpersiedependencia mendera Arsenal.  Beberapa kali Arsenal dimenangkan atau bahkan terselamatkan oleh gol ayah satu anak ini.  Bahkan hitungan ESPN yang dikeluarkan jelang North London Derby, Ahad (26/2) lalu, begitu mencolok, jika gol RvP tidak dihitung Arsenal berada di peringkat 16 !!

Saking seringnya Van Persie mencetak gol tanpa dibarengi pemain lain, sampai-sampai Wenger mengumbar kelegaannya ketika Chamberlain mampu memborong dua gol ketika melumat Blacburn 7-1 pada sabtu, 04/02, di Emirates Stadium.

Alhasil setelah musim telah bergulir hingga paruh kedua kompetisi, pasukan Emirates hanya mampu membukukan 71 gol di segala ajang yang diikuti.  Hanya unggul selisih empat dari semua gol Man.City di ajang BPL saja !!  Tergolong kecil jika berkaca pada filosofi sepak bola menyerang finalis liga champions 2006 ini.  Pada akhirnya berlebihankah jika muncul sebuah joke Robin Van Persie one man show, atau parahnya lagi, Robin Van Persie Football Club !?

*Artikel lomba untuk ajang blogging

Kunjungi website BOLA untuk mendapatkan berita-berita aktual seputar olahraga
www.bolanews.com

Ikuti juga Polling Anugrah Olah Raga Indonesia, klik link dibawah ini
www.anugeraholahragaindonesia.com

2 komentar:

  1. eh dad mendingan judul blog lw harus berbau arsenal. jangan imposible is nothing. cuma saran lo karena hampir semua postingan lw berbau arsenal

    BalasHapus
  2. gak sesuai ya glar sama isi tulisannya!!?ok makasih masukannya :)

    BalasHapus